Sabtu, 04 Mei 2013

BUDIDAYA IKAN NILA

BUDIDAYA IKAN NILA  Budidaya Ikan Nila


Peluang agribisnis perikanan kini banyak diburu masyarakat. Dari banyaknya komoditas perikanan di Indonesia, ikan nila dapat dikatakan memiliki prospek yang sangat besar. Sejak diperkenalkan tahun 1970, ikan ini terus berkembang dan semakin populer di masyarakat. Bahkan kepopuleran ikan nila dapat mengalahkan jenis ikan lain yang telah lebih dulu diperkenalkan di Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan ikan nila, baik kebutuhan benih maupun kebutuhan ikan nila konsumsi, diperlukan pola pengembangan yang betul-betul terarah. Pola pengembangan tersebut meliputi beberapa subsistem budidaya ikan nila dari hulu sampai hilir. Hal ini ditujukan untuk mengurangi dampak negatif agar dapat dicapai target produksi optimal. Untuk itu diperlukan cara paling tepat guna mengatasi permasalahan budidaya ikan nila saat ini, yaitu :
Sulitnya mendapatkan induk merupakan masalah utama dalam kegiatan budidaya ikan nila. Kondisi ini mengakibatkan jumlah benih ikan nila berkualitas tidak terpenuhi.Penyebaran ikan nila berkualitas tinggi harus diawasi dengan ketat agar tidak tercampur dengan ikan nila lain sehingga berpotensi menurunkan kualitas benih ikan nila.Dalam menciptakan sistem budidaya, perlu dibuat pola produksi yang terarah sesuai konsep agribisnis. Untuk itu diperlukan spesifikasi budidaya ikan nila mulai dari tahap pembenihan sampai pembesaran.

Pelaku pada subsistem ini memulai usaha dari pemeliharaan induk sampai menghasilkan benih tunggal kelamin jantan (monosex) berukuran 3-5 cm. Tujuan menghasilkan benih ikan nila monosex dikarenakan pada budidaya ikan nila, perkembangan ikan nila jantan dan ikan nila betina lebih cepat perkembangan ikan nila jantan. Pelaku pada subsistem ini harus betul-betul mampu menjaga kondisi dan kualitas induk ikan nila yang diberikan. Pelaku pada subsistem ini memulai usaha dari pemeliharaan benih ikan nila berukuran 3-5 cm sampai mencapai ukuran 8 – 10 cm atau 15 – 20 gr. Tanggung jawab pendeder adalah menjaga agar benih ikan nila berkualitas tinggi yang dihasilkan subsistem pembenihan tidak tercampur dengan ikan nila lain. Pelaku pada subsistem ini memulai usaha dari pemeliharaan benih ikan nila ukuran 8 – 10 cm  sampai mencapai ukuran konsumsi, baik ukuran ikan nila konsumsi untuk pasar lokal, 200 – 250 gr, maupun ukuran ikan nila konsumsi untuk ekspor, di atas 500gr. Pelaku pada subsistem ini mengolah hasil subsistem pembesaran mulai dari seleksi ukuran, pemfilletan, pengepakan, penyimpanan, dan pemasaran. Pelaku pada subsistem ini menyediakan sarana dan prasarana produksi yang dibutuhkan keempat subsistem di atas, baik memproduksi sarana dan prasarana produksi tersebut maupun sebagai penyalur.
Dilihat dari samping tubuh ikan nila memanjang dengan perbandingan panjang dan tinggi kurang lebih 2 : 1. Sementara perbandingan tinggi dan lebar kurang lebih 4 : 1. Ini menunjukan bahwa tubuh ikan nila gift lebih tebal dibanding ikan nila lokal. Tanda lainnya dari ikan nila gift adalah warna tubuhnya hitam agak keputihan, bagian bawah tutup insang berwarna putih. Sisik ikan nila gift besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga sisik bagian belakan menutupi sisik bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas pada ikan nila gift berbentuk memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung. Sementara linea lateralis bagian bawah memanjang mulai dari bagian bawah sirip punggung hingga pangkal sirip ekor. Kepala ikan nila gift relatir kecil dengan mulut berada di ujung kepala. Mata ikan nila gift besar. Ikan nila gift memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung pada ikan nila gift memanjang mulai dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Sirip dada dan sirip perut masing-masing ada sepasang berukuran kecil. Sirip anaus hanya ada satu dengan bentuk memanjang. Sirip ekor hanya ada satu dengan bentuk membulat. Ikan nila gift sangat toleran terhadap lingkungan hidupnya baik suhu, pH, maupun kadar garam. Itulah sebabnya ikan nila gift dapat dibudidayakan di berbagai lingkungan, baik air tawar maupun air payau, atau baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Ikan nila gift hidup pada kisaran suhu 14 – 38 derajat C. Namun suhu optimal untuk perkembangan ikan nila gift 25 – 30 derajat C. Ikan nila gift juga sangat toleran terhadap derajat keasaman, yaiitu pada kisaran pH air 5 – 11. pH optimal untuk perkembangan ikan nila gift adalah 7 – 8. Dengan proses adaptasi secara bertahap, ikan nila gift mampu hidup pada kadar garm 0 – 29 permil. Ditinjau dari kebiasaan makannya ikan nila gift tergolong ikan omnivora, yaitu pemakan segala. Hal ini sangat menguntungkan petani karena mudah mencari pakan. Jenis makanan yang dibutuhkan tergantung umur ikan nila gift. Pada stadia larva makanan utamanya adalah alga bersel tunggal, seperti Crustacea kecil dan benthos. Setelah mencapai ukuran benih, ikan nila gift lebih menyukai zooplanton diantaranya adalah Rotifera sp., Moina sp., dan Daphnia sp. Namun tidak jarang benih ikan nila makan alga yang menempel pada bak. Bila dipelihara secara intensif di kolam atau karamba, benih ikan nila gift dapat diberi pakan tambahan dalam bentuk tepung dengan kandungan protein 25%.

Bila ditinjau dari kebiasaan berkembang biak, ikan nila gift bukan tergolong ikan musiman, karena mampu berkembang biak sepanjang tahun. Frekuensi pemijahan lebih banyak terjadi pada musim hujan dengan selang waktu 6 – 8 minggu. Namun dengan pemberian pakan cukup, selang waktu pemijahan ikan nila gift bisa lebih pendek, yaitu 4 minggu. Proses pemijahan hanya dimulai dengan pembuatan sarang oleh induk ikan nila jantan dan pembuahan telur. Sarang berupa lekukan di dasar kolam dengan diameter tergantung panjang tubuhnya. Biasanya diameter sarang berkisar 1,5 – 2 kali panjang tubuhnya dengan kedalaman 5 – 10 cm. Setelah pembuatan sarang dilanjutkan proses pemijahan yang berlangsung 50 – 60 detik dan dikeluarkan sebanyak 20 – 30 telur. Peristiwa ini berlangsung berkali-kali selama 20 – 60 menit dengan pasangan yang sama. Seekor induk ikan nila betina dengan berat 600 gr 2.000 – 3.000 telur dan dapat menetas sebanyak 800 – 1600 butir. Telur berdiameter 2,5 2,8 mm, berwarna kuning dan tenggelam tetapi tidak menempel. Ikan nila tergolong jenis mouth breeder, yaitu mengerami telur dalam mulutnya. Pengeraman ini dilakukan oleh induk ikan nila betina sejak dibuahi sampai menetas, yaitu selama 6-8 hari. Larva berukuran 4 – 6 mm akan diasuh oleh induk ikan nila betina di pinggir kolam. Bila ada bahaya induk ikan nila betina akan menyedot anaknya dan menyimpan dalam mulut.  Larva yang sudah kuat berenang berukuran 8 – 12 mm dan memiliki sifat menggerombol. Dalam perkembangbiakannya ikan nila gift bersifat poligami, yaitu satu induk ikan nila jantan dapat mengawini beberapa induk ikan nila betina. Induk ikan nila jantan yang sudah pernah memijah dapat mencari pasangannya yang lain. Tanda induk ikan nila jantan sudah siap memijah adalah tubuhnya tampak bercahaya dan bersifat agresif.

Benih merupakan faktor terpenting untuk mencapai keberhasilan budidaya ikan nila. Oleh sebab itu benih ikan nila harus tersedia dalam jumlah cukup serta berkualitas tinggi. Pembenihan ikan nila dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi sederhana sampai intensif.

Keberhasilan usaha budidaya ikan nila subsektor pembenihan sangat dipengaruhi oleh keadaan dan kualitas induk ikan nila. Oleh sebab itu induk ikan nila yang digunakan harus diperoleh dari instansi perikanan atau pihak lain yang ditunjuk sebagai penyedia induk. Hal ini harus dilakukan agar keaslian dan kemurnian genetik dapat dipertahankan.

Ciri-ciri fisik induk jantan serta betina berkulitas baik adalah sehat, bentuk normal, tahan terhadap serangan penyakit dan perubahan lingkungan, sisik besar tertata rapi, kepala relatif lebih kecil, badan tebal, gerakan lincah, serta respon baik terhadap pakan tambahan.

Ikan nila gift mulai dipijahkan setelah berumur 5 – 6 bulan. Selang waktu pemijjahan berkisar 3 – 6 minggu. Masa produktif ikan nila gift sebagai induk berkisar antara 1,5 – 2 tahun. Bila sudah berumur dua tahun induk ikan nila harus segera diganti. Biasanya induk dengan umur lebih dari dua tahun sudah tidak produktif lagi. Bila tetap dipijahkan kualitas benih akan menurun.

Sebelum dipijahkan induk ikan nila jantan dan betina harus dipisahkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan telur berkualitas baik, memudahkan penyeleksian induk yang sudah dan belum memijah serta menghindarkan terjadinya pemijahan liar. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3% dari bobot total.

Kolam pemijahan dibuat dengan bentuk persegi panjang. Dasar kolam terdiri dari tiga bagian, yaitu pelataran, kemalir, dan kobakan. Kobakan dibuat untuk memisahkan benih dengan induk ikan nila. Kobakan dibuat dua buah, satu untuk penampungan induk yang terletak di dekat pintu pengeluaran, dan satu untuk penampungan benih yang dibuat di depan kobakan penampungan induk. Kobakan penampungan induk dibuat dengan kedalaman 4 cm panjang dan lebar disesuaikan dengan jumlah induk yang dipelihara. Sementara kobakan untuk penampungan benih ikan nila dibuat dengan kedalaman 15 cm.

Pemupukan perlu dilakukan dengan dosis 300 – 400 g/m2 menggunakan pupuk kandang yang telah difermentasi. Pemupukan kolam bertujuan untuk menyediakan pakan alami larva ikan nila yang sudah menetas, sehingga akan diperoleh benih yang berkualitas baik. Kolam pemijahan diairi hingga mencapai ketinggian air 30 – 40 cm. Penebaran induk dilakukan dengan perbadindan 1 ekor jantan dan 3 ekor betina dengan kapadatan 1 ekor/m2. Pakan tambahan harus mengandung protein minimal 25% dan diberikan sebanyak 3% bobot induk setiap hari.

Panen dilakukan saat benih masih kecil yaitu benih berukuran 8-12 mm atau benih berukuran 2-3 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air perlahan hingga mencapai ketinggian tertentu. Biasanya induk akan masuk kemalir lalu tertampung dalam kobakan. Sementara larva akan mencari aliran air baru dan naik melalui kemalir kemudian larva akan tertampung dalam kobakan penampungan benih. Benih yang sudah tertampung dalam kobakan bisa diambil dengan hati-hati menggunakan jaring halus dan ditampung dalam hapa yang sudah disiapkan. Seleksi benih dilakukan dengan menggunakan ayakan yang diberi lubang sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Benih berukuran lebih kecil akan keluar melalui lobang tersebut.

Larva belum bisa langsung dipelihara dalam kolam pendederan, tetapi terlebih dahulu harus dipelihara dalam kolam pemeliharaan benih selama 3-4 minggu hingga benih ikan nila mencapai ukuran 3-5 cm. Kolam pemeliharaan benih harus dipersiapkan 5-7 hari sebelum panen larva. Pemupukan pada kolam pemeliharaan benih juga perlu dilakukan dengan dosis 300-400 g/m2. Penebaran dilakukan pada hari yang sama saat panen larva dengan padat penebaran 150-250 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan menggunakan tepung pelet dengan kandungan protein minimal 25%. Untuk 100.000 ekor larva pemberian pakan per hari pada minggu I sebanyak 1 kg, minggu II sebanyak 1,5-2,5 kg, minggu III sebanyak 3-4 kg, minggu IV sebanyak 4,5-5,5 kg. Debit air yang masuk ke dalam kolam sebanyak 1-2 liter/detik.

Pendederan dilakukan selama 6-8 minggu hingga benih mencapai ukuran 8-10 cm atau 15-20 gram. Agar pemeliharaan berhasil dengan baik, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain tempat pemeliharaan, ukuran benih, padat penebaran dan lama pemeliharaan. Tempat pemeliharaan sebaiknya dilakukan dipersawahan dan harus dipersiapkan sebaik-baiknya, meliputi penggaruan, pemupukan,, perbaikan pematang dll. Ukuran benih harus seragam, hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan perebutan makanan. Padat penebaran harus disesuaikan dengan ukuran saat panen. Jangan sampai kolam terlalu padat saat benih mulai tumbuh berukuran lebih besar. Lama pemeliharaan tergantung pada permintaan ukuran benih setelah panen.

Penebaran benih dilakukan saat suhu masih rendah. Penebaran benih berukuran 3-5 cm dengan padat penebaran 2-50 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan perlu dilakukan dengan menggunakan tepung pellet berkadar protein minimal 25%. Dosis pemberiannya 3-5% dari berat total perhari. Pengontrolan harus dilakukan terutama untuk mengantisipasi kebocoran kolam. Benih ikan nila sangat suka mengikuti arus air, sehingga apa bila terjadi kebocoran, bisa dipastikan banyak benih yang hilang.

Pada dasarnya budidaya ikan nila pembesaran di kolam sama dengan budidaya ikan nila pendederan. Perbedaannya pada ukuran benih, padat penebaran, dan masa pemeliharaannya.

Penebaran dilakukan dengan menggunakan benih berukuran 8-10 cm atau 15-20 gr dengan padat penebaran 10-15 ekor/m2. Pakan tambahan mutlak diberikan setiap hari menggunakan pellet dengan ukuran disesuaikan pertumbuhan ikan nila. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3-4% dari berat toral dengan kandungan protein minimal 25%. Masa pemeliharaan disesuaikan dengan permintaan pasar untuk ukuran ikan konsumsi. Masa pemeliharaan budidaya ikan nila pembesaran bisa mencapai 4-6 bulan. Bila kondisi selama budidaya baik, tingkat keberhasilan budidaya ikan nila pembesaran bisa mencapai 85%.

Baca Artikel Lain :

BUDIDAYA BELUT
BUDIDAYA LELE