Minggu, 14 April 2013

MENGENAL TANAMAN JAHE

MENGENAL TANAMAN JAHE


JAHE

MENGENAL TANAMAN JAHE


Jahe merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rampah yang ada di Indonesia. Komoditas ini dikenal sejak jaman panjajahan Belanda, konon alasan negeri Belanda datang ke Indonesia karena tanaman jahe. Rimpang jahe banyak dicari karena memiliki kelebihan dalam hal kesehatan, kesegaran, dan campuran untuk membuat masakan.

Indonesia sebagai negara tropis merupakan daerah yang cocok untuk tanaman jahe. Namun pada kenyataannya tidak mudah untuk mendapatkan jahe dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan, baik kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan tanaman rempah yang dimanfaatkan sebagai minuman atau campuran pada berbagai bahan pangan. Rasa jahe yang pedas bila dibuat minuman bisa memberikan sensasi sebagai pelega dan penyegar tenggorokan, juga bisa memberikan rasa hangat pada tubuh.

Selain sebagai penyedap makanan dan minuman, rimpang jahe juga berkhasiat sebagai obat-obatan. Dewasa ini jahe banyak dimanfaatkan untuk asupan makanan, industri makanan/minuman, atau bahan obat. Oleh karena itu, rimpang jahe juga banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk kedalam kelas Monocotyledon yaitu tanaman berkeping satu dan famili Zingiberaceae atau famili temu-temuan. Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang telah lama tumbuh di Indonesia. Bahkan bangsa asing mencoba mencari dan mendatangi negara Indonesia beberapa abad silam karena tanaman ini.


Asal Tanaman Jahe


Nama Zingiber merupakan nama latin yang berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu singibera, yang mempunyai makna berbentuk tanduk. Hal itu dikarenakan percabangan rimpang jahe memiliki bentuk yang menyerupai tanduk rusa. Biasanya tanaman ini banyak tumbuh di pekarangan rumah maupun di kebun. Bahkan sekarang tanaman jahe banyak dibudidayakan di daerah tegalan.

Sejak jaman dahulu, tanaman jahe sudah dikenal dan dibutuhkan banyak orang. Namun sayangnya pada saat itu merka belum mengenal cara budidaya jahe yang baik dan benar sehingga hasil panen waktu itu tidak maksimal. Tanaman jahe diperkirakan berasal dari India dan Cina yang terkenal sebagai negara yang memanfaatkan jahe untuk obat-obatan. Bangsa Yunani dan Romawi memperoleh jahe dari para pedagang Arab yang membawa jahe dari India. Sementara itu orang-orang Jamaica mulai mengenal jahe sekitar tahun 1952 yang kemudian dibawa oleh orang-orang Karibia.


Klasifikasi Jahe


Jahe adalah tanaman rimpang yang sudah sangat dikenal sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpang jahe ada yang berbentuk seperti jemari. Adanya rasa pedas yang sangat dominan dalam rimpang jahe disebabkan oleh senyawa keton zingeron. Klasifikasi tanaman jahe digolongkan sebagai berikut :

Filum    :  Plantae
Divisi    :  Spermatophyta
Sub-divisi     :  Angiospermae
Kelas     :  Monocotyledoneae
Ordo    :  Zingiberales
Famili     :  Zingiberaceae
Genus    :  Zingiber
Species    :  Zingiber officinale




Deskripsi Tanaman Jahe


Akar tanaman jahe keluar dari garis lingkaran sisik rimpang, berwarna putih sampai cokelat, berbentuk bulat ramping serta berserat. Akar tumbuh mendatar dekat perpukaan tanan dan bercabang. Jahe merupakan tanaman berbatang semu, berbentuk silindris dengan tinggi tanaman berkisar antara 30-100 cm. Tanaman jahe memiliki rimpang berwarna putih, putih kekuningan, dan jingga.

Daun berpasangan berbentuk menyerupai pedang, dan tersusun berseling-seling secara teratur dengan panjang 15 � 23 cm, lebar 1� 3 cm, dengan panjang tangkai daun berkisar 2�4 mm. Tulang daun tersusun sejajar serta permukaan daun bagian atas berbulu putih. Ujung daun berbentuk runcing yang membulat pada bagian pangkal. Daun terdiri atas upih dan helaian, pada setiap buku terdapat dua daun.

Bunga tanaman jahe tersusun dalam rangkaian malai atau bulir yang berbentuk silinder seperti jagung. Bunga tersebut tumbuh dari rimpang yang keluar dari permukaan tanah diantara batang tanaman dan terpisah dari batang dan daunnya. Bunga tersebut berbentuk seperti tongkat, tetapi kadang-kadang keluar juga bunga dengan bentuk bulat telur. Panjang malai sekitar 4-7 cm dengan lebar 1,5�2,5 cm. Setiap bunga dilindungi oleh daun pelindung (bractea) berwarna hijau cerah berbentuk bulat telur (ovatus) atau jorong(elliptic). Di dalam daun pelindung terdapat 1-8 bunga jahe yang memiliki mahkota berbentuk tabung dengan helaian agak sempit berwarna kuning kehijauan. Bibir mahkota bunga berwarna ungu gelap dan berbintik-bintik putih kekuningan. Bunga tanaman jahe memiliki benang sari semu (staminodium) yang menyerupai mahkota bunga. Tangkai putiknya berjumlah dua buah dengan kepala sari berwarna ungu berkukuran 9 mm. Kepala putik berada di atas kepala sari sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi penyerbukan sendiri. Namun peluang untuk terjadi penyerbukan buatan masih terbuka.


Jenis Tanaman Jahe


Secara umum terdapat tiga jenis tanaman jahe yang dapat dibedakan dari aroma, warna, bentuk, dan besar rimpang. Ketiga jenis tanaman jahe tersebut adalah jahe putih besar, jahe putih kecil, dan jahe merah. Jahe putih besar biasa disebut juga dengan jahe gajah atau jahe badak, hal itu dikarenakan jahe putih besar memiliki ukuran rimpang yang lebih besar dengan bentuk yang gemuk.


Jahe Putih Besar


Jahe putih besar memiliki rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Rimpang jahe ini berwarna putih kekuningan. Jahe putih besar bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Rasa rimpang jahe gajah tidak begitu pedas dibanding jahe putih kecil dan jahe merah. Jahe ini memiliki kandungan minyak atsiri sekitar 0,18-1,66% dari berat kering.


Jahe Putih Kecil


Jahe putih kecil atau disebut juga jahe emprit memiliki ruas kecil dengan warna rimpang putih. Bentuknya agak pipih dan berserat lembut. Saat ini telah diciptakan varietas unggul jahe putih kecil atau jahe emprit, yaitu JPK 3 dan JPK 6 yang mampu berproduksi hingga 16 ton/ha. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan dan memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi yaitu 1,7-3,8% berat kering dan kadar oleoresin 2,39-8,87%.


Jahe Merah


Jahe merah yang memiliki nama latin Zingiber offocinale var. rubrum biasa disebut juga dengan nama jahe sunti. Jahe merah memiliki rasa yang sangat pedas dengan aroma yang sangat tajam sehingga sering dimanfaatkan untuk pembuatan minyak jahe dan bahan obat-obatan. Jahe merah memiliki rimpang yang berwarna kemerahan dan lebih kecil jika dibandingkan dengan jahe putih kecil atau sama dengan jahe kecil dengan serat yang kasar. Jahe ini memiliki kandungan minyak atsiri sekitar 2,58-3,90% dari berat kering.



Kebutuhan Jahe


Kebutuhan permintaan jahe dari Indonesia ke negara pengimpor jahe beberapa tahun terakhir ini cukup meningkat. Volume permintaan dalam negeri juga terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya industri makanan dan minuman yang menggunakan bahan baku jahe. Sayangnya, adanya peningkatan permintaan jahe belum dapat diimbangi dengan peningkatan produksi jahe.

Adapun negara tujuan jahe dari Indonesia antara lain Jepang, Arab Saudi, serta Malaysia dalam bentuk jahe segar, jahe kering, dan jahe olahan. Komoditas ekspor olahan seperti asinan (jahe putih besar), jahe kering (jahe putih besar, jahe putih kecil, dan jahe merah), maupun minyak atsiri dari jahe putih kecil dan jahe merah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, jahe layak dijadikan sebagai salah satu komoditas unggulan dalam usaha mengembangan agribisnis dan agroindustri. Selain itu, jahe juga memiliki peluang cukup besar untuk dikembangkan. Hal itu dikarenakan selain iklim, kondisi tanah, dan letak geografis, Indonesia sangat cocok untuk bertanam jahe. Dengan demikian Indonesia bisa menjadi salah satu negara penyuplai jahe terbesar di dunia.