Semangka merupakan salah satu jenis buah yang digemari oleh masyarakat karena buah ini memliki cita rasa khas serta cara penyajiannya mudah. Sementara bagi petani, budidaya semangka memberikan keuntungan cukup besar karena produktivitasnya tinggi apalagi masa penanamannya juga singkat. Kemajuan teknologi semakin berkembang sehingga membuat kualitas dan daya adaptasi semangka terus meningkat. Disamping bentuk buah beragam, warna dan ukuran buah semangka juga semakin bervariasi. Selain itu, sekarang bahkan sudah banyak dibudidayakan varietas semangka non biji sehingga membuat buah ini semakin digemari masyarakat.
Tanaman semangka memerlukan curah hujan antara 40-50 mm/bulan dengan ketinggian tempat optimal 300 mdpl. Selain itu, tanaman semangka membutuhkan intensitas sinar matahari penuh sepanjang hari tanpa naungan untuk membantu proses fotosintesis. Agar memperoleh kualitas buah yang tinggi, budidaya semangka membutuhkan suhu optimal berkisar 25-30 derajat C. Kelembaban udara yang terlalu tinggi akan mendorong perkembangan penyakit, terutama cendawan patogen.
Budidaya semangka membutuhkan tanah gembur dan subur untuk menopang pertumbuhan dan produksi optimum, seperti tanah dengan tekstur lempung berpasir serta kaya akan bahan organik. Oleh karena itu, pengolahan tanah secara intensif disertai penambahan pupuk organik dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting yang akan menentukan keberhasilan budidaya semangka. Jika penanaman semangka dilakukan di tanah berat, maka akan menekan laju pertumbuhan dan menyebabkan pecah buah. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman ini karena 90% kandungan semangka terdiri dari air.
Lokasi pertanaman semangka sebaiknya bukan bekas lahan tanaman semangka atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakan selama 2 tahun untuk diperoleh hasil optimal.
Pembuatan bedengan dilakukan dengan cara mencangkul tanah di bagian parit kemudian menaikkan tanah tersebut ke bagian atas bedengan sehingga bedengan permukaan bedengan tersebut menjadi lebih tinggi. Bedengan debuat dengan lebar 5 meter, jarak antar bedengan 60 cm serta tinggi bedengan 40-60 cm. Langkah selanjutnya, tanah di bagian tengah bedengan dibagi menjadi dua bagian lalu diangkat ke masing-masing tepi bedengan sehingga kedua tepi bedengan akan membentuk bedengan tanam dengan lebar 1 meter. Dengan sistem ini, dalam satu bedengan selebar 5 meter terdapat dua bedengan tanam selebar 1 meter. Kedua bedengan tanam tersebut dibuat miring ke arah tengah, pada titik tengah pertemuan kedua bedengan tersebut dibuat saluran air selebar 20 cm, kedalaman 10 cm.
Setelah bedengan siap, persiapan selanjutnya adalah pemasangan mulsa PHP. Mulsa PHP dipasang pada bedengan tanam yang berada di masing-masing tepi bedengan, sedangkan pada bagian yang miring ke arah tengah bedengan ditutup rapat dengan jerami untuk menekan pertumbuhan gulma. Mulsa PHP yang digunakan berukuran 120 cm, sisi berwarna perak menghadap ke atas, sedangkan sisi berwarna hitam menghadap ke tanah. Pemasangan mulsa dilakukan saat terik matahari agar mulsa PHP mudah ditarik. Setelah mulsa terpasang dilakukan pembuatan lubang tanam di bagian tepi luar bedengan dengan jarak antar tanaman 60 cm. Masing-masing bedengan tanam terdapat satu baris lubang tanam.
Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Setelah itu media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai.Benih yang ditanam harus dipersiapkan dengan benar sehingga setelah ditanam di lahan tanaman semangka memiliki pertumbuhan optimal dan menghasilkan buah semangka berkualitas. Jumlah bibit semangka dengan persiapan lahan seperti di atas kurang lebih 8.000 tanaman/ha termasuk cadangan bibit penyulam. Kebutuhan benih kurang lebih 500-600 g. Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau metalaksil dengan dosis ½ dari dosis terendah yang dianjurkan pada kemasan selama ? 6 jam, baru kemudian benih disemai pada media. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid pada umur 8 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah.
Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari setelah jam 15.00 untuk menghindari tanaman mengalami stress tinggi akibat sengatan terik matahari. Cara penanaman dengan melepas bibit beserta medianya dari polybag semai. Lakukan dengan hati-hati agar media tidak pecah, setelah itu masukkan bibit ke dalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan hingga leher akar tertutup tanah. Kemudian tanah di sekitar bibit dipadatkan menggunakan tangan. Usahakan posisi bibit setelah ditanam dalam keadaan tegak supaya tidak ada bagian bibit yang menyentuh mulsa. Untuk memudahkan pemeliharan, pastikan bibit dengan ukuran yang sama ditanam pada satu lokasi tertentu.
Pada budidaya semangka perawatan atau pemeliharaan tanaman harus dilakukan secara rutin semenjak setelah selesai penanaman hingga buah semangka dipanen. Upaya pemeliharaan yang harus dilakukan antara lain penyulaman, pemangkasan dan pembentukan tajuk, sanitasi lahan dan pengairan, pemupukan susulan, pemeliharaan buah, serta pengendalian hama penyakit tanaman. Penyulaman paling lambat dilakukan pada umur 3 hari setelah tanam (HST) sampai dengan umur tanaman 10 hari. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam dan akan berpengaruh terhadap perawatan tanaman serta pengendalian hama penyakit. Pemangkasan merupakan kegiatan membuang cabang yang tidak produktif untuk membentuk percabangan optimum. Kegiatan ini bertujuan untuk menyeragamkan pertumbuhan tanaman, menjamin proses produksi berlangsung maksimal, menekan resiko serangan hama penyakit, serta merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif.Pada umur 10-12 HST tanaman semangka mulai membentuk 5-6 helai daun sejati. Tahap ini merupakan waktu yang sangat baik untuk melakukan pemangkasan bentuk. Pemotongan titik tumbuh dilakukan dengan menggunting sekitar 2 cm bagian paling pucuk dengan gunting yang dicelup larutan fungisida. Tujuan pencelupan gunting ke dalam larutan fungisida untuk menghindari infeksi penyakit setelah pemotongan, terutama serangan cendawan. Sisa pemotongan jangan sampai berserakan di lahan karena berpotensi menjadi penular penyakit, sisa potongan tersebut harus dikumpulkan dan dimusnahkan segera setelah kegiatan pemangkasan selesai. Pemangkasan pucuk atau titik tumbuh jangan sampai terlambat karena dampaknya justru menjadi kurang produktif.
Tunas baru akan muncul 4-5 hari setelah pemotongan pucuk. Setelah tunas baru membentuk 4-5 ruas, lakukan pemilihan 3 tunas yang pertumbuhannya cepat dan seragam, untuk terus dipelihara menjadi tunas produktif. Ketiga tunas produktif tersebut diatur membentuk huruf W dengan jarak antar cabang 15-20 cm, arahkan menjalar sesuai arah kemiringan bedengan. Tunas atau cabang yang tidak terpilih dipotong menggunakan gunting yang dicelup ke dalam larutan fungisida. Sisa potongan tunas tersebut dikumpulkan dan segera dimusnahkan.
Agar hasil fotosintesi tidak digunakan untuk membentuk tunas tidak produktif, maka seluruh cabang sekunder di bawah ruas atau daun ke-14 dipotong, sebaiknya proses pemotongan dilakukan secara periodik.
Sanitasi lahan merupakan kegiatan membersihkan kebun. Pada budidaya semangka kegiatan tersebut meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, pemusnahan ranting atau cabang bekas pemangkasan tanaman, serta pencabutan dan pemangkasan bagian tanaman yang terserang hama penyakit. Kegiatan sanitasi lahan pada budidaya semangka bertujuan untuk menjamin proses produksi berlangsung secara maksimal dengan menekan resiko serangan organisme pengganggu tanaman serta menekan persaingan dengan gulama untuk mendapatkan sinar matahari dan unsur hara.Tanaman semangka pada dasarnya tidak membutuhkan air yang terlalu banyak. Walaupun demikian proses fotosintesis sangat membutuhkan air. Oleh karena itu, pemberian air yang tepat dan efisien akan menghemat biaya sekaligus menghasilkan produksi yang optimal. Pengairan atau irigasi adalah kegiatan memberi air sesuai kebutuhan tanaman di daerah perakaran tanaman dengan air yang memenuhi standar. Proses pengariran dilakukan pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat untuk menjamin kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan dengan baik.
Pada saat sebelum tanam dan setelah tanam, bibit disiram cukup basah agar bibit tidak stress kekeringan dan dapat segera beradaptasi dengan kondisi di lahan. Tiga hari setelah tanam lakukan pengontrolan, jika terjadi kekeringan maka tanaman yang baru dipindah ke lahan harus sgera diairi. Hal ini perlu diperhatikan karena pada fase-fase ini akar tanaman belum tumbuh dan masih pada tahap penyesuaian dengan kondisi di lahan. Pada musim kemarau pengairan dilakukan dua hari sekali sampai menjelang berbunga, atau sekitar 21 HST. Menjelang pembungaan atau sebelum bunga mekar perlu dilakukan penggenangan lahan setiap hari agar bunga tidak gugur. Setelah memasuki proses pembungaan sebaiknya lahan tidak diairi agar pembentukan buah tidak terganggu dan buahnya tidak mudah pecah.
Pada saat buah sebesar telur ayam perlu dilakukan pengairan, hal ini bertujuan untuk menjaga kelambaban lahan agar tetap stabil dan ukuran buah bisa optimal. Setelah dilakukan seleksi buah, kelembaban lahan perlu dijaga sampai sekitar 23 hari dari bunga mekar. Fase ini merupakan fase pembentukan buah, apabila kekurangan air kulit buah akan mengeras, kemudian setelah diairi kembali buah akan banyak yang pecah dan membusuk. Setelah 24 hari semenjak pembungaan, pengairan sedikit demi sedikit harus dikurangi. Hingga 10 hari menjelang panen pengairan dihentikan agar lahan kering dengan maksud untuk memperoleh kadar gula yang tinggi dalam buah semangka, serta memudahkan panen.
Tanaman semangka merupakan tanaman yang berumur pendek. Disamping itu, pertumbuhan tanaman semangka sangat cepat. Pemberian pupuk dasar pada saat persiapan lahan masih belum mencukupi untuk produksi optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian unsur hara tambahan pada tanaman. Tujuannya untuk memenuhi nutrisi tanaman sehingga menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal dan menghasilkan produksi dengan mutu yang memenuhi standar.Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 5 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 3kg NPK 15-15-15 dan 1kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk susulan kedua diberikan pada umur 15 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 4kg NPK 15-15-15 dan 2kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk susulan ketiga diberikan setelah seleksi buah (25-30 hst) menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk susulan keempat diberikan 7-10 hari setelah pemupukan ketiga menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Buah yang sudah terbentuk perlu diseleksi dan dipelihara agar pertumbuhan ukurannya maksimal sesuai deskripsi pada varietas dan mencapai standar mutu yang ditetapkan oleh pasar yang akan dituju. Langkah pemeliharan buah mencakup seleksi buah dan pembalikan buah. Seleksi buah ditunjukan untuk mendapatkan buah yang pertumbuhannya paling optimum dan bentuknya sempurna. Untuk varietas semangka yang berukuran besar, sebaiknya dipilih 1 buah yang memiliki pertumbuhan paling baik. Seleksi buah dilakukan ketika buah yang terbentuk sudah berukuran sebesar telur ayam. Pilih satu diantara buah yang terbentuk pada 3 cabang. Kriteria buah yang dipilih adalah buah yang memiliki pertumbuhan paling bagus. Bila pertumbuhannya seragam, pilih dari cabang yang paling vigor. Untuk varietas yang memiliki bobot buah kecil kurang dari 2 kg, pada satu tanaman dapat dibesarkan 2-3 buah. Buah yang akan dibesarkan dipilih yang berada pada cabang yang berbeda dengan posisi ruas yang seragam, yaitu pada ruas 13-15 untuk mendapatkan buah yang seragam.Pemotongan terhadap buah yang tidak lolos seleksi dilakukan pada saat cuaca panas setelah pukul 09.00. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari infeksi penyakit pada bekas potongan buah. Buah yang akan dibuang dipotong menggunakan gunting yang sudah terlebih dahulu direndam dalam larutan fungisida. Buah semangka hasil potongan dikumpulkan dan segera dimusnahkan.
Pembalikan buah merupakan kegiatan membalik buah agar bagian buah yang berada di bawah bertukar posisi dengan bagian buah yang berada di atas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban yang berlebiah pada salah satu sisi buah semangka dan memberikan penyinaran berimbang pada seluruh bagian buah.
Gangsir menyerang batang tanaman muda terutama pada tanaman yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan pada malam hari, dengan memotong batang tanaman tetapi tidak memakannya. Hama ini bersembunyi di dalam tanah dengan membuat liang pada tanah, keberadaan gangsing dapat dicirikan adanya onggokan tanah pada muka liang. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Gejala serangan ulat ini ditandai pada tepi daun muda terdapat bekas gigitan serangga yang makin lama makin makin ke tengah hingga tersisa tulang daunnya. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Serangan thrips ditandai dengan adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yang terserang mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun. Daun yang terserang berwarna kecoklatan dan terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Kumbang daun dinamakan juga oteng-oteng. Serangannya ditandai dengan adanya bekas gigitan serangga membentuk guratan-guratan konsentris pada daun. Selain merusak daun kumbang ini juga merusak bunga semangka. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Lalat betina dewasa menyerang buah semangka dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah semangka sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Tikus menyerang buah semangka pada malam hari, pada siang hari biasanya hama ini bersembunyi dalam sarang. Cara pengendaliannya dapat dengan memberikan umpan yang telah dicampur rodentisida, campuran ini ditaruh di depan lubang tikus yang masih aktif, ditandai dengan adanya sisa-sisa makanan baru pada lubang atau terlihat bekas dilalui tikus. Selain itu bisa juga dengan cara, pada lubang sarang aktif diberi kabit, dan disiram dengan air kemudian lubang ditutup dengan tanah agar gas yang ditimbulkan oleh karbit tidak keluar. Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah yang berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit yang menyerang bagian akar tanaman. Bekas gigitan cacing inilah yang akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.Rebah semai biasa menyerang tanaman semangka pada fase pembibitan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan. Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan. Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun semangka yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Penyakit ini bermula dari bagian bawah batang tanaman yang nampak seperti tercelup minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat dan akhirnya tanaman mati. Daun yang terserang ditandai dengan bercak bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun akan mengering. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Gejala diawali dengan bercak bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan bagian bawah daun. Kemudian bercak akan menyatu dan berkembang ke permukaan daun bagian atas sehingga daun seperti diselimuti tepung. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Terdapat bercak berwana kuning muda pada permukaan daun yang dibatasi oleh tulang daun, sedangkan pada permukaan bagian bawahnya terdapat massa spora yang berwarna kehitaman. Pada serangan yang parah terjadi pembusukan tulang daun yang akhirnya menyebabkan tanaman mati. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganannya virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman.
Pengendalian hama gangsir, ulat tanah dan nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.
Pengendalian hama ulat grayak, ulat jengkal, thrips, kutu daun, kutu kebul, tungau, kumbang daun dan lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).
Penyebab dari penyakit fisiologis adalah iklik yang ekstrim, ketidakseimbangan unsur hara, dan kandungan mineral berbahaya. Beberapa penyakit fisiologis yang sering dialami pada budidaya semangka adalah : Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan kalsium. Serangan penyakit akan lebih berat apabila budidaya semangka dilakukan di daerah dengan udara panas, kering, dan berangin yaitu ketika terjadi kondisi kekurangan air. Gejala yang muncul adalah gugur buah dan terdapat busuk berwarna cokelat di ujung buah. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pemberian pupuk dengan kandungan kalsium tinggi. Masalah ini disebut juga internal cracking, disebabkan oleh pertumbuhan yang tidak stabil, yaitu terlalu cepat pada satu fase dan terlalu terlambat pada fase selanjutnya atau sebaliknya. Gejala penyakit ini adalah buah berbentuk tidak normal dan rasanya hambar. Daging buah tidak sempurna dan retak-retak. Pengendalian penyakit ini dengan perlakukan tanaman yang tidak terlambat sesuai dengan teknik budidaya yang diuraikan di atas, mulai dari pengairan, pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Pada kondisi tertentu buah yang dihasilkan rasanya hambar. Hal ini biasanya terjadi karena kekurangan berbagai unsur hara, terutama unsur kalium, magnesium, dan boron. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pemupukan berimbang sesuai dengan teknik pemupukan di atas. Tanaman semangka tampak kerdil dengan ruas-ruas yang pendek. Batang tanaman menjadi kaku dan terdapat beberapa luka/retakan yang mengeluarkan lendir berwarna cokelat kekuningan. Batang mudah patah, jika serangan berlanjut hingga tanaman dewasa, tanaman semangka sulit menghasilkan buah, kalaupun berbuah bentuknya tidak normal. Pengendalian penyakit ini dengan memberikan pupuk mikro dengan kandungan boron tinggi, seperti pupuk borate, dengan dosis 2 g/tanaman. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan unsur kalium. Gejala yang muncul adalah terjadinya perubahan warna daun menjadi kuning muda dimulai dari bagian tepi daun. Semakin lama warna kuning berubah menjadi cokelat dan salah satu sisinya robek sehingga daun nampak bergerigi. Tanaman yang kekurangan kalium memiliki daya tahan yang rendah terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan. Selain itu, rasa buah menjadi kurang manis. Pengendalian penyakit ini adalah dengan pemupukan berimbang seperti teknik pemupukan di atas, bila perlu tambahkan pupuk dengan kandungan kalium tinggi, seperti KNO3 pada saat melakukan pemupukan susulan. Penyebab penyakit ini adalah kekurang unsur hara magnesium. Unsur ini berfungsi unsur membentuk klorofil (zat hijau daun) dan mengaktifkan enzim-enzim dalam proses metabolisme. Gejala unsur ini ditandai dengan klorosis diantara tulang daun, warna daun menguning, terdapat bercak merah kecoklatan sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Untuk mengatasi kekurangan unsur ini dapat dilakukan dengan pengapuran dan penyemprotan pupuk daun yang mengandung magnesiun tinggi, misal magnesium sulfat.Panen merupakan kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau mencapai kematangan optimal sesuai dengan standar yang ditentukan pasar. Tujuannya adalah untuk memperoleh hasil sesuai dengan tingkat kematangan buah. Umumnya produk hortikultura merupakan produk yang cepat sekali rusak. Meskipun mutunya bagus, tetapi jika pemanenan dilakukan dengan tidak benar maka akan menurunkan kualitasnya. Penentuan saat panen didasarkan pada umur ketika terjadi penyerbukan. Panen dilakukan sekitar 27-30 hari setelah penyerbukan. Selain itu, panen juga dapat ditentukan dengan melihat ciri-ciri fisik buah sebagai berikut :
Warna dan tekstur kulit buah terlihat bersih, jelas, dan mengkilap.Sulur kecil yang berada dibelakang tangkai buah telah berubah warna menjadi cokelat tua serta mengering.Bila buah diketuk dengan jari terdengar suara agak berat.Tangkai buah mengecil hingga terlihat tidak sebanding dengan ukuran buah itu sendiri.Bagian buah yang terletak di atas landasan berubah warna dari putih menjadi kuning tua.Untuk menjaga kualitas buah yang dicapai selama masa produksi, buah yang siap panen harus segera dipetik dengan tepat. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain :Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk memperoleh buah yang lebih manis dan tahan simpan. Panen pada sore hari juga dapat dilakukan asal tidak hujan atau sehabis hujan.Tangkai buah dipotong sekitar 3-5 cm dari pangkal buah.Buah yang selesai dipanen dikumpulkan dalam keranjang, diberi alas dan diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.